“Tanda
Tanya (?)” adalah sebuah film garapan Hanung Bramantyo yang ingin menceritakan
tentang multikulturalisme yang ada di sebuah daerah, hal ini bertujuan untuk
merepresentasikan Indonesia yang kita tahu sangatlah multikultural. Menurut
saya, Hanung Bramantyo sebagai seorang sutradara sangatlah berani dalam
mengangkat isu-isu sensitif semacam ini, karena menurut saya tema ini bisa
dikatakan sangat kontrovesial dan dapat menarik berbagai macam respon dari
masyarakat. Film ini pertama kali
ditayangkan pada tahun 2011 dan ditulis oleh Titien Wattimena.
Film
ini bercerita mengenai kehidupan bermasyarakat yang ada disebuah daerah. Disana
terdapat sebuah restoran cina, diceritakan disini bahwa pemilik restoran Tan
Kat Sun sangatlah menghargai perbedaan yang ada. Sebagai seorang pemilik
restoran cina ia memisahkan alat-alat yang ia gunakan untuk memasak, dengan
memberi tanda mana peralatan yang khusus digunakan untuk memasak daging babi.
Selain itu ia juga memberikan waktu untuk pegawainya ketika adzan telah
berkumandang, untuk beribadah. Berbeda dengan Tan Kat Sun, Ping Hen yang
merupakan anak Tan Kat Sun sering terlibat pertengkaran dengan orang-orang yang
ada di kampungnya tersebut. Ping Hen dan beberapa remaja muslim yang ada sering
terlibat percekcokan perihal ciri fisik dan juga isu yang ada tentang agama
islam.
Selain
cerita mengenai Tan Kat Sun yang sangatlah menghargai perbedaan, masih banyak
pergolakan yang melibatkan masalah agama di dalam film ini. Seperti halnya
kisah mengenai Rika, yang merupakan penganut agama katholik. Sebelumnya ia
beragama islam, semenjak bercerai dengan suaminya ia memutuskan untuk berpindah
ke agama katholik yang menurutnya memberikan janji yang ia inginkan. Dengan
keputusannya Rika dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Ia dianggap
menyelewengkan agamanya dan bahkan sang anak sempat merasa tidak nyaman lagi
dengannya. Cerita lain, tentang Surya yang telah sekian lama ingin menjadi
aktor namun hanya menjadi pemain figuran. Masalah datang ketika ia diterima
menjadi seorang pemain dalam sebuah drama yang diadakan oleh sebuah gereja dan
ia harus memerankan tokoh Yesus dalam drama tersebut. Pergolakan hatipun datang
dan menyerang Surya disini, ia sempat takut dianggap murtad atau kafir oleh
orang di sekitarnya.
Ada
lagi cerita mengenai Menuk yang bekerja di restoran milik Tan Kat Sun. Sholeh
suami Menuk merasa turun derajatnya karena tidak memiliki pekerjaan, dan Menuk
harus menjadi tulang punggung keluarga. Disini Sholeh merasa harga dirinya
dipertaruhkan sebagai seorang suami, padahal pada kenyataannya Menuk tidak
pernah memandang Sholeh seperti itu, ia tetap menganggap dan menghargai Sholeh
sebagai suaminya.
Yang
ingin saya bicarakan disini bukan hanya mengenai cerita dari film “Tanda Tanya”
ini, namun lebih kepada pesan ataupun isi dari film ini. Menurut saya film ini
ingin menceritakan mengenai sebuah kekompleksifitasan hidup, dimana kita
sebagai seorang individu harus menyesuaikan diri dengan orang lain karena kita
hidup bersama dalam satu lingkungan. Keberagaman
dan toleransi yang seharusnya ada dan berjalan secara beriringan dalam
masyarakat multikultural, baik secara suku bangsa maupun agama. Film ini ingin
menggambarkan suatu realita yang sebenarnya masih banyak terjadi dikalangan
masyarakat di Indonesia, entah diskriminasi mengenai agama ataupun suku.
Dalam
tema besar multikulturalisme ini sendiri, film ini juga ingin memperlihatkan
bagaimana seseorang ketika harus dihadapkan pada sebuah pilihan. Pilihan yang
ada bukan sekedar permasalahan benar atau salah, tapi bagaimana kita sebagai
individu yang memilih harus bertanggungjawab dengan pilihan tersebut. Hal ini
digambarkan melalui tokoh Rika, ketika ia menerima hujatan dari berbagai arah,
ia tetap berusaha mempertanggungjawabkan pilihannya, bagaimana ia mempercayai
pilihannya dan mencoba membuktikan bahwa apa yang ia percayai itu memang yang
paling sesuai dengan hatinya. Selain itu film ini juga ingin menyampaikan bahwa
menyerah akan suatu keadaan tidak akan menyelesaikan masalah, ketika tidak ada
usaha apa yang kita inginkan tidak akan membuahkan hasil. Seorang manusia
haruslah menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Membuka lembaran baru pada
kehidupan kita juga sangat diperlukan, agar kita mau berkembang.
Kembali
ke masalah multikulturalisme, film ini menggambarkan bagaimana seseorang
harusnya melihat dunia dengan kacamata yang berbeda. Yang saya maksudkan disini
adalah dalam kehidupan bermasyarakat kita harus menghargai perbedaan yang ada,
karena perbedaan itu sendirilah yang memberikan kita sebuah pelajaran, agar mau
saling bertoleransi. Perbedaan akan memberikan pandangan baru pada kita, maka
dari itu hargai perbedaan yang ada di sekitar kita. Kurang lebih film ini ingin
menunjukkan nilai-nilai semacam ini.
Film
ini memang bisa dikatakan cukup banyak mendapatkan kecaman dari beberapa pihak,
namun film ini menurut saya sangatlah apik dalam merangkai cerita dan juga
menggambarkan realitas yang sebenarnya memang benar ada di Indonesia. Setidaknya
film ini bisa memberikan pandangan baru mengenai bagaimana harusnya kita
sebagai masyarakat yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain melihat
fenomena multikulturalisme yang ada di sekitar kita.
No comments:
Post a Comment