Tuesday, December 11, 2012

Resensi Film Bycycle Thieves (1948)


Ladri di Biciclette atau dikenal dengan Bicycle Thieves merupakan film klasik Italia yang diproduksi pada tahun 1948 oleh Vittorio de Sica. Film ini sebenarnya menceritakan tentang sebuah pencurian sepeda, sebenarnya tema dari film ini sangatlah ringan dan mudah dicerna oleh masyarakat secara mudah pada saat itu. Salah satu ciri aliran neo-realisme sendiri adalah bagaimana film tersebut menceritakan sesuatu yang dekat dengan kita. Aliran ini mulai berkembang pasca terjadinya perang dunia.
Sineas-sineas yang muncul pada saat itu berusaha untuk sedekat mungkin dengan realita yang ada, dimana mereka mengambil gambar di tempat-tempat umum sehingga gambar yang ada tampak realistis dan tidak dibuat-buat serta mengurangi biaya produksi, menggunakan pemain yang bukan merupakan aktor profesional tentunya dengan tujuan yang sama mengurangi biaya produksi. Pemeran utama dalam film bicycle thieves ini sendiri adalah Lamberto Maggiorani berperan sebagai Ricci, yang sebenarnya adalah seorang buruh pabrik. Selain mengurangi biaya produksi sebenarnya pemeran Ricci yang notabennya merupakan masyarakat sipil yang memang sedang merasakan suatu keadaan yang sama dengan cerita ini dianggap mampu mewakilkan dengan sungguh-sungguh bagaimana perasaan mereka mengenai masalah kehidupan yang sebenarnya, dan karena masih amatir akting polos dari tokoh Ricci memberikan suatu nilai khusus pada penonton yang ada.
Karakter dari film yang memegang teguh konsep neo-realisme adalah bagaimana mereka menggambarkan keadaan kota yang berantakan dikarenakan adanya proses industrialisasi, modernisasi, ataupun pasca terjadinya perang dunia dimana semua orang merasakan suatu kesulitan untuk membangun kehidupan mereka. Selain itu tema cerita biasanya adalah sebuah tragedi yang memang mencerminkan keadaan masyarakat Itali pada masa itu.
Setting merupakan aspek yang penting dalam sebuah film. Setting dalam film ini sendiri seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya adalah mengambil tempat-tempat outdoor atau di luar studio sehingga mampu menghemat pengeluaran, selain itu penggunaan tempat umum memang sangatlah membantu karena tidak diperlukan lagi pengeluaran untuk para pemain figuran. Disatu sisi penggunaan tempat umum ini mampu memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai keadaan dan keseharian masyarakat Italia pada saat itu dengan lebih nyata. Hal menarik lain yang dapat dilihat dari setting film ini sendiri adalah dimana kejadian yang dilalui oleh para tokoh tidak pernah terjadi pada malam hari, rata-rata adegan dilakukan pada siang hari. Waktu yang digunakan dalam film ini juga tidak lama yaitu satu hari ketika sepeda Ricci hilang dan satu hari ketika Ricci mencari sepedanya, dan keduanya terjadi pada saat hari masih terang. Tampak sekali bahwa film dengan konsep neo-realisme berusaha untuk memanfaatkan hal-hal yang ada di sekitar mereka.
Masalah moralitas yang dibahas dalam film ini sendiri adalah dimana dalam kehidupan kita perlu melakukan berbagai pengorbanan untuk mencapai sesuatu, bagaimana kita perlu mengorbankan satu hal untuk hal lainnya. Dalam film ini juga diperlihatkan ketika kita sebagai seorang manusia biasa pasti akan melakukan hal-hal yang terkadang berada diluar akal sehat kita untuk mendapatkan sesuatu ketika ingin mendapatkan suatu hal yang kita raih dengan penuh pengorbanan sehingga kita malah cenderung menjadi buta dan melupakan hal lainnya. Hal ini digambarkan ketika Ricci menjadi tidak mempedulikan keberadaan Bruno sang anak ketika ia sudah fokus mencari sepedanya. Ricci bahkan tidak mengetahui ketika sang anak terjatuh ataupun hampir tertabrak mobil karena ingin mengikutinya. Selain itu dalam film ini diperlihatkan bagaimana ketika seorang manusia menghadapi suatu keputusasaan dan akhirnya berpikir yang tidak-tidak dan melakukan hal-hal bodoh yang malah merugikan dirinya sendiri.
Pada masanya film ini dianggap sebagai film yang penting dan unik karena film ini memberikan cahaya baru dalam perfilman Italia pada masa itu, selain itu film ini dianggap benar-benar menggambarkan kehidupan masyarakat sipil pasca perang dunia dengan berbagai intriknya selain itu film ini sebenarnya ada untuk menentang film-film lain yang banyak menunjukkan kehidupan mewah kalangan-kalangan tertentu. Sehingga film ini dapat menunjukkan bahwa sebenarnya di atas kehidupan kalangan borjuis yang ada pada saat itu masih terdapat masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan sekedar untuk memenuhi kebutuhan primernya. Film ini juga menjadi pelopor tumbuhnya film-film beraliran neo-realisme di Italia dan juga negara-negara lainnya. 

No comments:

Post a Comment